Tag: Bacaan Khutbah

Bacaan Khutbah

Bacaan Khutbah

Bacaan Khutbah Jumat: Janganlah Berputus Asa, Keuntungan Banyak Macamnya

Jakarta- Terkadang memanglah hidup berjalan tidak cocok dengan apa yang kita harapkan lebih dahulu. Apalagi hingga membuat terbuai hendak keterpurukan diri sampai putus asa. Seakan, keuntungan mampet tanpa pemecahan.

Butuh dikenal putus asa merupakan salah satu wujud bujukan setan. Setan berupaya mempengaruhi banyak orang beragama dengan membuat bimbang serta setelah itu menjerumuskan mereka buat melakukan kekeliruan yang lebih sungguh- sungguh.

Akhirnya banyak orang yang terbawa- bawa dengan kecoh energi itu tidak merasa percaya dengan keagamaan serta kebaikan hati mereka. Sementara itu Allah SWT sudah menjamin kehidupan kita di wajah alam ini.

“ Sebetulnya Kita sudah menaruh kalian sekaligus di wajah alam serta Kita adakan bagimu di wajah alam( pangkal) nafkah. Amat sedikitlah kalian berlega hati.”( Q. S. Al- A’ raaf: 10)

Bacaan khutbah jumat yang dilansir dari halaman NU Online kali ini mengangkut tema mengenai agunan keuntungan dari Allah SWT. Sekalian jadi pengingat kita buat senantiasa optimis serta melindungi impian.

Khutbah Jumat kali ini mengajak kita buat membuka mata kalau Allah tidak sempat membuang- buang hamba- Nya serta keuntungan Allah itu sendiri terdiri atas bermacam wujud.

Khutbah 1

الحَمْدُللهِالْمَلِكِالدَّيَّانِ،وَالصَّلَاةُوَالسَّلَامُعَلَىمُحَمَّدٍسَيِّدِوَلَدِعَدْنَانَ،وَعَلَىآلِهِوَصَحْبِهِوَتَابِعِيْهِعَلَىمَرِّالزَّمَانِ،وَأَشْهَدُأَنْلَّاإِلهَإِلَّااللهُوَحْدَهُلَاشَرِيْكَلَهُالْمُنَـزَّهُعَنِالْجِسْمِيَّةِوَالْجِهَةِوَالزَّمَانِوَالْمَكَانِ،وَأَشْهَدُأَنَّسَيِّدَنَامُحَمَّدًاعَبْدُهُوَرَسُوْلُهُالَّذِيْكَانَخُلُقُهُالْقُرْآنَأَمَّابَعْدُ،عِبَادَالرَّحْمٰنِ،فَإنِّيأُوْصِيْكُمْوَنَفْسِيبِتَقْوَىاللهِالمَنَّانِ،الْقَائِلِفِيكِتَابِهِالْقُرْآنِ:اهُوَالَّذِيجَعَلَلَكُمُالْأَرْضَذَلُولًافَامْشُوافِيمَنَاكِبِهَاوَكُلُوامِنْرِزْقِهِوَإِلَيْهِالنُّشُورُ

Ma’ asyiral muslimin rahimakumullah.

Pada hari yang agung ini, penceramah memanggil pada jamaah sekaligus buat tetap melindungi serta tingkatkan ketakwaan kita pada Allah dengan semaksimal bisa jadi, bakti dalam arti menghindari seluruh pantangan yang diresmikan Allah subhânahu wa ta’ versi serta melaksanakan perintah- Nya. Sebab dengan ketakwaan, tiap perkara hidup yang kita natural hendak terdapat jalur keluarnya serta hendak terdapat pula keuntungan yang tiba pada kita tanpa disangka- sangka, begitu juga Allah berkata dalam Al- Quran surah At- Talaq Bagian 2 serta 3:

وَمَنْيَتَّقِاللَّهَيَجْعَلْلَهُمَخْرَجًا*وَيَرْزُقْهُمِنْحَيْثُلَايَحْتَسِبُۚ

Maksudnya:“ Siapa juga yang bertakwa pada Allah tentu Ia hendak melangsungkan menurutnya jalur pergi serta memberinya keuntungan dari arah yang tidak disangka- sangkanya.”( QS At- Talaq: 2- 3)

Jamaah sekaligus, berhubungan dengan keuntungan, sangat Al- Quran sudah menarangkan rancangan keuntungan untuk orang dengan sedemikian itu rinci serta amat perinci. Dalam Al- Quran ditafsirkan kalau keuntungan orang serta semua insan hidup di wajah alam ini sudah dijamin oleh Allah subhanahu wa ta’ versi. Allah berkata dalam surah Hud bagian 6:

وَمَامِنْدَابَّةٍفِيالْأَرْضِإِلَّاعَلَىاللَّهِرِزْقُهَاوَيَعْلَمُمُسْتَقَرَّهَاوَمُسْتَوْدَعَهَاۚكُلٌّفِيكِتَابٍمُبِينٍ

Maksudnya:“ Tidak terdapat sesuatu fauna melata juga di alam melainkan Allah- lah yang berikan rezekinya, serta Ia mengenali tempat bercokol fauna itu serta tempat penyimpanannya. Seluruhnya tercatat dalam Buku yang jelas( Lauh mahfuzh).”

Dari bagian itu, Profesor. Quraish Shihab, seseorang pakar pengertian Indonesia mengatakan kalau kewenangan, nikmat- nikmat serta ilmu Allah itu melingkupi seluruh suatu. Tidak satu fauna juga yang melata di alam ini melainkan Allah– dengan karunia- Nya– telah menjamin keuntungan yang pantas serta cocok dengan habitatnya. Allah pula mengenali di mana fauna itu berdiam serta ke mana beliau hendak ditempatkan sehabis kepergiannya. Seluruh itu terdaftar di bagian Allah dalam suatu buku yang menarangkan perihal bab makhluk- makhluk- Nya.

Dari bagian serta artian itu, ada ciri kalau Allah subhanahu wa ta’ versi menjamin keuntungan ciptaannya, hingga untuk kita seharusnya tidak butuh riskan serta cemas hati kepada‘ apa’ yang hendak kita makan hari ini, terlebih di hari besok esok.

Bacaan Khutbah

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Tidak hanya menyarankan melakukan ibadah yang sudah didetetapkan aturan metode penerapannya, Islam merupakan agama yang menyarankan penganutnya buat mencari nafkah duniawi buat memenuhi keinginan hariannya. Anutan Islam menginstruksikan orang buat beranjak mencari rezekinya, pasti keuntungan yang halal. Bertugas mencari nafkah duniawi itu ialah profesi yang agung di bagian Allah. Malah kebalikannya, bercokol diri, tidak ingin beranjak, mengasa diri buat menganggur apalagi meminta- minta amal sementara itu fisiknya sedang kokoh buat bertugas, yang begitu itu ditatap kurang bagus oleh agama Islam. Perihal ini bersumber pada sabda Rasul shallallahu‘ alaihi wa sallam:

عَنْأَبِيهُرَيْرَةَرَضِيَاللهُعَنْهُ،قَالَ:قَالَرَسُولُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ:لأَنْيَحْتَطِبَأَحَدُكُمْحُزْمَةًعَلَىظَهْرِهِخَيْرٌمِنْأَنْيَسْأَلَأَحَدًافَيُعْطِيَهُأَوْيَمْنَعَهُ(رواهالبخاري)

Maksudnya:” Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘ anhu, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu‘ alaihi wa sallam berfirman, Salah seseorang dari kamu membahu kusen bakar di punggungnya itu lebih bagus dari beliau mengemis pada seorang, bagus diberi ataupun ditolak.”( HR. Bukhari).

Hadits yang terkini saja dituturkan dengan cara jelas bermuatan imbauan buat kita supaya ingin beranjak buat mencari keuntungan, biarpun profesi yang kita lakukan dikala ini‘ remeh’ bagi pemikiran warga pada biasanya, ataupun profesi kita lazim saja, tetapi sepanjang itu halal hingga tidak kenapa, dibandingkan kita tergantung pada kegiatan meminta- minta pada orang lain tanpa terdapat upaya, hingga lebih bagus bertugas.

Berhubungan dengan perihal ini, para rasul bisa jadi acuan untuk kita. Mereka merupakan orang yang kesalehannya tidak diragukan lagi, hendak namun mereka pula tidak kurang ingat kepada pencarian hendak kehidupan bumi biar keinginan hariannya terkabul.

Jamaah sekaligus, contohlah Rasul Daud yang makanannya berawal dari hasil upaya yang dikerjakannya sendiri, setelah itu contohlah Rasul Musa yang buat memperoleh santapan yang halal. Sedemikian itu juga dengan Rasul kita, Rasul Muhammad shallallahu‘ alaihi wa sallam yang populer selaku orang dagang di era mudanya. Bila dorongan duniawi yang membuat kita antusias dalam bertugas tidak lumayan untuk kita, ketahuilah kepada dorongan ukhrawi, kalau Rasul sempat berfirman:

مَنْاَمْسَىكَالًّامِنْعَمَلِيَدَيْهِاَمْسَىمَغْفُوْرًالَهُ

Maksudnya:“ Siapa juga yang di durasi petang merasa letih sebab mencari nafkah, hingga di dikala itu dosanya diampuni.”( HR. Thabrani).

Jangan lupa mampir di => Slot Demo